AGAR ANAK KOOPERATIF
Oleh: Rofiqotul Izzah N.I., S.Psi.
Kepala Triple C Daycare Pucang
"Kak, Ayo pakai sepatunya! Mama sudah telat!
"Bentar Maa, aku mau minum dulu.."
"Sudah minumnya?" Ayo berangkat ke rumah Bunda!"
"Beli permen dulu". (Setelah pegang permen)
"Ayo berangkat"..
"Aku mau.... bla..bla..bla..
Biasanya ada saja yang anak-anak anda sering lakukan dan hal tersebut bisa sangat menguji kesabaran, menguras energi pikiran dan hati. Tak jarang emosi negatif menyertai, seperti marah, menangis, teriak, dan mengancam atau bahkan memukul/mencubit. Berikut adalah tips yang bisa diterapkan agar anak kooperatif:
1⃣ Buat kesepakatan dan aturan bersama.
Sosialisasikan ke anak dan jelaskan bahwa aturan tersebut adalah untuk kebaikan anak. Buat kesepakatan konsekuensi logis apa yang akan anak dapatkan saat menjalankan kesepakatan/tidak dapatkan saat kesepakatan tersebut tidak dijalankan. Misal, saat akan bepergian hari ahad, informasikan (bisa malam H-1) ke anak kegiatan apa saja yang akan kita lakukan, sampai jam berapa, kemana, ketemu siapa. Hal ini bertujuan agar anak dapat menyiapkan dirinya, seberapa besar energi yang ia butuhkan. Ini untuk menghindari misal anak lelah sebelum agenda selesai atau energinya berlebih dan belum tuntas tersalurkan padahal sudah saatnya pulang.
2⃣ Terapkan konsekuensi logis.
Saat menerapkan konsekuensi logis harus berimbang antara reward dan negative reinforcement. Saat anak-anak mau berperilaku sesuai kesepakatan maka berikan reward. Reward tidak harus berupa barang mahal dan mengeluarkan uang. Bisa ungkapan sayang dengan dicium, peluk, dan pujian. Apabila perilaku anak telah menetap maka reward bisa dikurangi secara perlahan. Begitu pula sebaliknya saat anak tidak kooperatif, negative reinforcement/konsekuensi logis bisa diberikan. Misal, Saat anak tidak mau membereskan mainannya sendiri, maka konsekuensi logisnya bisa berupa larangan bermain mainan tsb.
3⃣ Komunikasikan dengan baik saat anak melanggar kesepakatan. Hindari menghakimi dan membesar-besarkan kesalahan anak. Kurangi ancaman.
Saat anak melanggar kesepakatan dan tidak mau kooperatif, maka sikap pertama kita adalah tenang. Kemudian ingatkan anak dengan kesepakatan yang sudah dibuat.Tidak perlu berteriak, mengancam,
4⃣ Konsisten dan berikan contoh.
Ketidakkonsistenan akan membuat anak bingung dan memberontak. Penting digarisbawahi konsisten ini juga termasuk persamaan penerapan aturan oleh ayah, bunda, kakek, nenek, bahkan asisten rumah tangga (semua anggota keluarga). Jika kita konsisten insyaAllah anak tidak mudah bingung dan pembiasaan untuk mendisiplinkan anak relatif mudah. Keteladanan adalah pengajaran yang lebih utama diterapkan. Anak-anak melihat dan mendengar apa yang orang tua lakukan. Mereka adalah peniru ulung. Maka sudah sepatutnya kita memberikan keteladanan terlebih dahulu.
Terimakasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar